Rabu, 09 November 2011

Epidemiologi Malaria

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan

 

Penyakit Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium Masa tunas/inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan

 

Penyakit Malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang mengandung parasit:

           ·         Plasmodium falciparum penyebab malaria tropika.

           ·         Plasmodium vivax penyebab penyakit malaria tertiana

           ·         Plasmodium malarie penyebab malaria quartiana

           ·         Plasmodium ovale jarang ditemukan di Indonesia

Ciri-ciri penyakit malaria adalah : sewaktu mengigit akan membentuk sudut sekitar 45 derjat.

 

    Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya fatal

 

    Di Indonesia angka kesakitan malaria masih cukup tinggi, sekitar 35 persen atau 70 juta orang penduduk di daerah berisiko tertular malaria yang tersebar pada 24 provinsi, angka kesakitan itu juga terdapat di sebagian besar provinsi Jawa dan Bali terdiri Jogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jaya, Bali, Jabar dan Banten. Prevalensi Malaria di Indonesia adalah 50 per 1000 penduduk (2004). Jumlah penderita penyakit malaria di periksa dan diobati, pada tahun 2002 sebanyak 28.945 sedang tahun 2003 dari 62,5 % laporan yang masuk, jumlah penderita malaria klinis sebanyak 18.147 orang.

 

    Di Jawa dan Bali terjadi peningkatan: dari 18 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 48 kasus per 100 ribu penduduk (2000). Peningkatan terjadi terutama di Jawa Tengah (Purworejo dan Banyumas) dan Yogyakarta (Kulon Progo). Di luar Jawa dan Bali, peningkatan terjadi dari 1.750 kasus per 100 ribu penduduk (1998) menjadi 2.800 kasus per 100ribu penduduk (2000): tertinggi di NTT, yaitu 16.290 kasus per 100 ribu penduduk.

 


TANDA DAN GEJALA

Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik.

JENIS MALARIA

 

           Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi). Demam rimba (jungle fever ).

           malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian.

 

          Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari.

 

 

           Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.

 

    Faktor resiko terkena serangan dari “malaria” adalah

   Kekurangan gizi

   Krisis ekonomi

   Perang atau kerusuhan. 

   Desa dengan geografis pegunungan/perbukitan yang meliputi  persawahan terasiring , tanaman pohon keras, semak belukar yang luas, mata air , parit/sungai yang banyak terdapat genangan airnya

   Daerah pantai

PENCEGAHAN

         Pencegahan dilakukan dengan :

       Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.
       Pemberian ikan kepala pada tempat jentik nyamuk anopheles tinggal
       Larvasasi tempat perindukan nyamuk anopheles.
       Penggunaan kelambu

         Menggunakan revelen sewaktu keluar / bekerja di luar rumah pada daerah endemis malaria.

Pengobatan

Pengobatan tergantung sensifitas dan jenis penyebabnya, dapat dipilih obat anti malaria yang paling tepat untuk setipa. Pengobatan terhadap penyakit ini terutama ditujukan untuk penderita malaria, masyarakat yang akan berangkat kedaerah endemis dan masyarakat yang datang dari daerah endemis

Prognosis

           Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.

           Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.

 

           Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah > 50 %. Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 % . Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu: Kepadatan parasit < 100.000, maka mortalitas < 1 %. Kepadatan parasit > 100.000, maka mortalitas > 1 %
Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 %

EPIDEMIOLOGI MALARIA

    Secara teoritis, nyamuk bisa terbang sampai 2-3 km, namun pengaruh angin, jarak terbang nyamuk bisa mencapai 40 km. Bahkan dengan perkembangan sarana transportasi, nyamuk bisa mencapai daerah yang jauh dengan menumpang alat transportasi. Para ahli juga memperkirakan bahwa perubahan iklim global telah turut mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria. Nyamuk anopheles yang biasanya hanya ditemukan di daerah dataran rendah sekarang bahkan bisa ditemukan di daerah pengunungan, yang tingginya di atas 2000 m dari permukaan laut.

 

    Malaria terdapat di daerah-daerah dari 60 derajat Lintang utara sampai 30 derajat lintang selatan, setinggi 2.666m (bolivia 2.591 m) sampai daerah yang teletak 4.33 m dibawah permukaan laut. Daerah yang sejak semula bebas malaria adalah pasifik selatan dan tengah (hawai dan selandia baru). Didaerah tersebut siklus malaria tidak dapat berlangsung karena tidak terdapat vekto

 

   Malaria didaerah endemi terdapat secara autoktin (indigenous malaria) karena siklus hidup parasit malaria dapat berlangsung (terdapat manusia, nyamuk dan parasit)

 

Malaria disuatu tempat berbeda dengan daerah lain karena :

           Faktor manusia (rasial)

           Faktor vektor (nyamuk anopeles)

           parasit. Didaerah parasit telah kebal terhadap obat anti malaria

           faktor lingkungan yang mempengaruhi siklus biologi nyamuk

EPIDEMIOLOGI MALARIA

    Secara teoritis, nyamuk bisa terbang sampai 2-3 km, namun pengaruh angin, jarak terbang nyamuk bisa mencapai 40 km. Bahkan dengan perkembangan sarana transportasi, nyamuk bisa mencapai daerah yang jauh dengan menumpang alat transportasi. Para ahli juga memperkirakan bahwa perubahan iklim global telah turut mempengaruhi penyebaran nyamuk malaria. Nyamuk anopheles yang biasanya hanya ditemukan di daerah dataran rendah sekarang bahkan bisa ditemukan di daerah pengunungan, yang tingginya di atas 2000 m dari permukaan laut.

 

         hasil analisis Geographic Health Information System yang dikembangkan di enam provinsi termasuk Jawa Tengah, menunjukkan seluruh Jawa Tengah berpotensi terjadi KLB malaria. Lalu, apa yang dilakukan pemerintah? Didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintah daerah endemik malaria mulai mencanangkan Gerakan Berantas Kembali (Gebrak) Malaria secara komprehensif dan terpadu.

 

         Upaya penanggulangan lewat Gebrak Malaria dilakukan dimulai sejak 2000 untuk daerah Kabupaten Kepulauan Riau (Riau), Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah) dan Kabupaten Lombok Barat (NTB). Pada 2001, Gebrak Malaria dikembangkan di beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, JawaBarat dan JawaTengah

SARAN

    Lakukan Pencegahan terjangkit malaria dengan: Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk, Pemberian ikan kepala pada tempat jentik nyamuk anopheles tinggal, larvasasi tempat perindukan nyamuk anopheles. Penggunaan kelambu, Menggunakan revelen sewaktu keluar / bekerja di luar rumah pada daerah endemis malaria, agar senantiasa terhindar dari penyakit malaria

DAFTAR PUSTAKA

      Buku kuliah kesehatan anak fakultas kedokteran UNDIP, Malaria

      http://www.dinkes-dki.go.id/penyakit.html, 09-02-2006, Malaria

      http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0505/15/0303.htm, Puskesmas Pameungpeuk Waspadai Malaria “Impor”

      http://www.infeksi.com/hiv/articles.php, Pusat Informasi Penyakit Infeksi khususnya HIV/AIDS - Penyakit – Malaria

      http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/malaria/malaria170306.htm, Info Aktual Malaria

      http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp, Wabah Malaria

      http://www.freelists.org/archives/nasional_list/05-2006/msg00348.html, Malaria, pembunuh terbesar sepanjang abad

      http://www.tempointeraktif.com, Malaria

      http://gerbang.jabar.go.id/kabgarut/index.php, Wabah Malaria Garut Masih Sulit Ditanggulangi

      http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/24/daerah/329178.htm, Penderita Malaria di Indragiri Hilir Terancam Kelainan Mental

      http://www.indomedia.com/Intisari/1998/september/antimal.htm, Tanaman anti malaria

      http://www.spiritia.or.id/cst/malaria1.php, Informasi dasar mengenai malaria

      dunia-ibu.org, malaria

      http://www.dinkespurworejo.go.id, SITUASI MALARIA DI KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2005

TERIMAKASIH…..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Advertising